Cari Blog Ini

Balas pengorbanan ibumu jangan hanya setahun sekali


 Balas pengorbanan ibumu jangan hanya setahun sekali

Tanggal 22 desember ditetapkan sebagai hari nasional, Yakni hari ibu. Tanggal tersebut ditetapkan oleh presiden soekarno  pada saat kongres perempuan Indonesia yang pertama. Pada awalnya soekarno menetapkan hari tersebut untuk mengenang jasa para pahlawan wanita atau pahlawan dari kalangan ibu-ibu yang telah berjuang untuk kemerdekaan Indonesia, dan juga untuk menangapi protes masyarakat karena mengapa hanya mempringati emansipasi wanita hanya untuk kartini saja tidak untuk pejuang wanita lainya.
Namun sampai saat ini tanggal tersebut diartikan dan terus diperingati sebagai hari yang spesial untuk meluapkan kasih sayang kita untuk wanita hebat Indonesia khususnya ibu kita. Sehingga pada tanggal tersebut orang-orang mempringatinya dengan memberi atau melakukan sesuatu yang spesial untuk wanita yang telah melahirkan kita. Bahkan sampai mengungah ucapan khusus lewat sosial media.

Berbicara mengenai kasih sayang kita kepada orang tua. Khususnya kepada wanita yang sudah melahirkan kita, merupakan suatu hal yang harusnya diperingati setiap harinya, tidak hanya pada saat hari ibu saja. Karena begitu besar pengorbanan yang dia lakukan demi anaknya.
Pengorbanan yang dilakukannya sangat tulus. Dia rela melakukan apa saja hanya untuk anaknya, bahkan sampai titik darah penghabisan. Membalas kasih sayangnya tidak cukup lewat peringatan nasional saja. karena perjuangan yang telah diberikan begitu besar, rasanya tidak pantas jika kita hanya mempringati hanya sekali dalam setahun. Karena kasih sayangnya tidak bisa dibayar bahkan dengan bumi dan seisinya sekalipun.

Kasih sayangnya sudah ada sebelum kita terlahir di dunia, bahkan semenjak kita masih menjadi segumpal darah yang masih ada dalam kandungannya, selama sembilan bulan tanpa mengeluh ia mengandung kita. Hingga saatnya tiba dia rela berjuang melawan perihnya pengorbanan untuk melahirkan kita.

Setelah kita terlahir didunia kasih sayangnya semakin bertambah. Bahkan perjuangannya juga semakin besar. Disaat kita masih bayi, ia rela mengesampingkan kesehatanya demi tidak tidur karena kenakalan kita yang sering rewel. Ia sering lupa makan karena terlalu sibuk merawat kita dari mandi hingga menyuapi makan yang biasanya memakan waktu yang lama karena kerewelan kita.

Hingga beranjak remaja kita sering melukai hatinya bahkan sering membentak dan memberontak di saat keingginan kita tidak dipenuhi. Di saat itu ia sering cerewet namun dibalik cerewetnya tersimpan perhatian dan kasih sayang yang begitu besar. Dia cerewet karena dia begitu perhatian kepada kita, dan mengingginkan sesuatu yang terbaik bagi kita.

Begitu bayak dan besar pengorbananya. Bahkan disebuah hadis yang diriwayatkan oleh, Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, belia berkata, “Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Kemudian ayahmu.'” (HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548)

Maka dari hadis tersebut menunjukkan bahwa kecintaan dan kasih sayang kepada ibu 3 kali lebih besar dari pada kepada ayah. Karena dapat diambil kesimpulan bahwa beban pengorbanan yang dialami oleh ibu lebih berat. Mulai dari kesulitan dalam mengandung selama 9 bulan, pengorbanan melahirkan yang bertarung dengan nyawa, hingga kesulitan disaat menyusui. Sehingga kehormatan tersebut hanyalah dimiliki oleh serang ibu, dan seorang ayah tidak merasakan hal tersebut.

Untuk itu kita sebagai anak janganlah pernah mengecewakan ibu. Bahkan perkataan ah saja bisa melukai hatinya. Apalagi melakukan hal yang menyakitkan laninya. Sehingga kita harus selalu patuh dan sayang kepadanya. Karena disamping ridho Allah juga sangat bergantung pada keridhoan orang tua, serta kemurkaan Allah juga sangat tergantung pada kemurkaan orang tua. maka dari itu jangan pernah menyakitinya apalagi menyakiti ibu kita.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SWADES : Film Aksi sosial